Wednesday, December 7, 2016

Anak Tumbuh Menjadi Nakal? Intropeksi Cara Mendidiknya


Tidak ada orang tua yang ingin anaknya nakal, memliliki anak yang soleh dan soleha adalah impian semua orang. lantas bagaimana dengan anak yang nakal atau pembangkang? padahal kita sudah berusaha maksimal mendidiknya.

Jika anak berubah menjadi nakal, jangan langsung menyalahkannya atau orang lain tapi dimulai dari  intropeksi 'diri sendiri' dulu, apakah selama ini sudah benar cara mendidiknya? jangan-jangan, kita justru keliru. tak jarang orang tua merasa benar tapi justru salah, meskipun yang kita lakukan semata-mata untuk kebaikan anak. tapi jangan sampai jadi 'salah didik'.

Allah berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. At Taghabun: 15)

Anak juga menjadi cobaan hidup bagi orangtuanya. Sehingga orangtua diminta agar berhati-hati. Keindahan itu tidak boleh melalaikan kita dari tugas para orangtua menjadi hamba Allah yang baik.

Berikut, beberapa kesalahan yang dapat kita jadikan intropeksi dini,

1. Ketika 'membuatnya' Sudahkah Membaca DOA Berjima? 
Kita sering lupa atau malah menagnggap doa ini sepele. padahal doa ini melindungi 'bakal calon anak kita' dari campur tangan Syaitan ketika kita berjima / berhubungan intim.

2. Bonding sejak Dalam Kandungan
Ikatan batin orangtua sejatinya sangat kuat. dimulai sejak dalam kandungan orangtua bisa berintraksi dengan buah hati. menumbuhkan rasa nyaman sejak dini agar ketika besar ia tetap percaya dan dekat dengan orangtuanya.

3. Ajarkan Ilmu Tauhid pada Anak Sedari Kecil
Mengajarkan tauhid kepada anak, seperti ikut pengajian, pendidikan madrasah atau memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Allah, misalnya tentang matahari, bulan, bintang, malam, siang dan hujan. karena setiap manusia itu sendiri berada diatas fitrahnya yaitu mentauhidkan Allah Azza wa Jalla.

Sebagaimana hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
Setiap anak dilahirkan diatas fitrah (mentauhidkan Allah) kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi,  Nashrani atau Majusi.”
artinya anak itu bagaimana orangtuanya,

Anak yang sedari kecil sudah kita bekali dengan benteng iman yang kuat, insaallah akan cerdas memilih pergaulan. inti nya, pelajaran untuk orangtua dalam mendidik anak adalah dengan membekali anak dengan "benteng iman yang kuat" dan  dimulai dari orangtuanya sendiri.


4. Ucapan Orangtua yang Makbul dan Doa nya Diijabah
Tidak jarang anak-anak sering membuat para orangtua kesal. ada kala nya ia menangis, merengek, atau berulah disaat yang tidak tepat, sehingga membuat mulut kita tidak terkontrol emosi, sampai kata-kata kasar dan sumpah serapah kita lontarkan. meskipun kita khilaf atau tidak bermaksud serius bisa jadi ucapan kita malah menjadi doa.

hati-hati juga dengan kebiasaan ucapan meledek (meskipun hanya bercanda) dengan kata-kata jelek, seperti si malas, si oneng, si cengeng, si tukang ngibul, dll. lebih baik hentikan kebiasaan ini, biasakan lah berkata yang baik-baik kepada anak. sugesti orangtua kepada anak biasanya menjadi kenyataan.

5. Perhatikan Pergaulannya
Pergaulan ikut menentukan pembetukan jati dirinya nanti. fase ini terjadi saat anak kita remaja. Teman sepergaulanya yang tidak baik bisa pengaruh jelek, akan berimbas pada perilaku dan akhlak anak.  sebisa mungkin perbanyak komunikasi dengan mendekatkannya kepada keluarga. contoh hal kecilnya seperti, sharing / bercerita tentang pengalaman parents ketika seusia mereka. perbanyak kegiatan anak bersama sang ayah atau kakeknya (sosok laki-laki sebagai orang tuanya/panutannya).

Ketika remaja didikan dari seorang ayah sangat berpengaruh dibanding ibunya. untuk itu sejak kecil diperlukannya bonding antara anak dan ayahnya. seperti melakukan kegiatan bersama, mengajak sholat berjamaah di masjid, melakukan aktifitas olahrga, main bola, memancing, membantu bercocok tanam atau mencuci mobil bersama.

6. Kebiasaan Buruk Orangtua & Lingkungan yang Tidak Baik

Buah tidak akan jauh dari pohonnya,
Kita yang menanam kita pula yang menuai,

Seorang anak belajar dari lingkungannya dan dimulai dari keluarganya. ada beberapa kebiasaan jelek orangtua yang tanpa disadari telah memberikan contoh yang salah kepada anak.

Kebiasaan berbohong
Sejak anak masih kecil kita sering membohonginya. contohnya dengan mengiming-ngiming sesuaatu agar ia berhenti menangis tetapi yang kita janjikan tidak pernah ditepati. hal yang sepele yang mudah kita lupa tapi berdampak besar untuk anak. ketika besar ia cendrung terbiasa berbohong kepada orangtuanya, karena bukan hal yang aneh lagi baginya

Lingkungan yang tidak baik
Kita sudah berusaha menerapkan hidup tauladan yang baik, tapi tidak didukung dengan lingkungan. lingkungan yang tidak baik itu seperti seperti lingkungan maksiat, banyaknya kumpul-kumpul penjudi / miras, orang-orang yang berbicara dengan kebiasaan kata-kata kotor, tetangga yang tiap hari bergosip dan sebagainya. kalo sudah begini lebih baik pindah.

Pengaruh Gadget yang Buruk
Zaman now oarantua, anak udah biasa sibuk sendiri sama gadget, merasa orantua sibuk sendiri sang anak pun ikutan maen gadget. Parents, pasti sudah tahu ada banyak sisi positive dari perkembangan teknologi era digital ini. tapi, kalau anak-anak belum paham betul "mana yang baik atau yang tidak baik" jadi selalu dampingi mereka saat nonton tivi, main hape atau game dan berilah jatah waktu saat bermain gadget.

7. Terlalu Memanjakannya
Sebagai Orangtua kita tidak boleh berpikir "jangan sampai anak kita mengalami kesusahan seperti apa yang kita alami dulu" sehingga kebutuhan dan keinginannya selalu kita penuhi, berharap si anak selalu bahagia. justru sikap inilah yang nantinya membuat ia tidak siap jika cobaan datang menghampirinya. ia tidak mau belajar dari kesusahan, selalu mengandalkan orangtua dan menyusahkan kita saat besar nanti alias sulit mandiri.

"ada banyak keinginan yang ingin kita raih tetapi tidak semua 
 bisa dapatkan jadi, bersabarlah wahai anakku"

Pelajaran, kepahitan dalam hidup itulah yang membuat kita belajar banyak hal. percayalah tidak ada orang sukses yang langsung berjaya. mereka semua mengalami prosesnya, proses masa sulit dan jatuh bangun.

8. Nafkah Haram
Rezeki yang didapatkan dengan cara haram tidak akan berkah, termasuk nafkah yang dihasilkan dari perbuatan haram secara tidak langsung akan mendarah daging serta mempengaruhi perkembangan psikologi anak dan keluarga. berdagang dan bekerjalah dengan jujur dan amanah.

9. Kekerasan Pada Anak

"Belajarlah memahami perasaan anak, bukan anak yang kamu paksa untuk belajar memahamimu"

Prilaku orang tua yang buruk seperti kekerasan kepada anak, seringnya berkata kasar sehingga menimbulkan trauma ketika dewasa. jika orangtua bermaksud bersikap tegas dalam mendidik anak, hindarkan menghukumnya dengan cara menganiyaya dan jangan sekalipun melukai wajahnya atau bagian tubuh lainnya. ajarkan anak tentang tanggung jawab dan belajar menerima konsenkuensinya jika ia bersalah bukan memukul atau mengatainya. Jika terlalu kasar akan membuat anak meniru prilaku kasar orangtuanya. anak bisa tumbuh dengan sifat pemarah dan mudah berbicara kasar.


10. Kurang Perhatian atau Jauh dari Orangtua
Biasakanlah memeluk dan mencium anak kita sejak kecil maupun saat ia remaja, sentuhan ini membuat jiwanya tenang. ketika ia beranjak remaja ia tidak kekurangan kasih sayang orangtuanya. jangan sampai ia kurang perhatian dari keluarganya karena ini bisa menjadi dampak negatif dalam pergaulannya nanti. ketika ada laki-laki yang merayu anak gadis kalian, anak jadi gampang terpengaruh terlebih kepada laki-laki yang tidak baik.

Mendidik anak menjadi pribadi yang baik itu memang tidak bisa instan, butuh awal yang baik dan sedini mungkin. kita sebagai orangtua sudah seharusnya memperhatikan mereka, mendengarkan, dan menjaganya. ketika anak kita berulah atau menjadi nakal, bisa jadi ia sedang mencari perhatian kita. masa remaja adalah masa yang paling rentan, dampingilah buah hati dengan banyak komunikasi bukan seperti menasehati karena remaja paling tidak suka di nasehati, cobalah ajak sharing bercerita, berbagi pengalaman ketika kalian ABG.

Dengarkan Mereka!
Ada banyak penyebab ketika anak menjadi nakal. entah itu sekedar mencari perhatian, balas dendam, trauma, akibat kurangnya kasih sayang. Cobalah orangtua untuk mendengarkan pendapatnya. setia mendampingi bukan seperti polisi atau layaknya seperti teman curhat Dengan tetap menjaga hubungan komunikasi.

Sejatinya seorang anak tidak ada yang lahir dengan sifat nakal atau pembangkang. mereka hanya meniru apa yang mereka lihat. buktinya jika seorang anak yang belum baligh meninggal akan masuk surga itu karna hatinya masih suci. atau Mungkin salah satu kebiasaan di atas, pernah kita lakukan kepada buah hati tercinta. saya sendiri pun yang nulis artikel ini masih jauh dari orang tua yang sempurna. memang tidak ada orang yang sempurna dalam berbagai hal, tapi kita wajib belajar menjadi yang lebih baik. semoga parents semua dikaruniai anak, cucu dan keturunan yang soleh dan soleha, aamiin.

Terimaksih atas kunjungannya ke blog Catatan Emak emak, 




No comments:

Post a Comment